Jumat, 07 April 2023

Teori dan Strategi Pembelajaran Vokasi

 

DINAMIKA PENDIDIKAN KEJURUAN di INDONESIA

Sumber : Wikan Sakarinto, Juli 2021. Sosialisasi Kurikulum pada SMK Pusat Keunggulan Tahun 2021

Saat ini penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z dan pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045.Hal tersebut selaras dengan bonus demografi dimana jumlah masyarakat yang berusia produktif jauh lebih banyak dibanding usianya yang tidak produktif. Fokus utama pemerintah saat ini adalah pembangunan sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045. Hal tersebut dilakukan untuk membuat Indonesia menjadi negara maju dan berdaya saing. Karena nantinya yang akan menjadi garda terdepan di tahun 2045 terutama dalam rangka memajukan bangsa Indonesia, berada di tangan kita yang sedang menjadi mahasiswa saat ini.Tugas kita sekarang sebagai pendidik adalah bagaimana menyiapkan generasi di tahun 2045 itu, sebagai generasi yang betul-betul memiliki kemampuan kompetensi yang bagus, kuat, dan  juga memiliki tingkat intelektual maupun fisik yang dibutuhkan Indonesia kedepan di tahun 2045 sebagai bangsa yang besar. 

Selanjutnya  semua pihak, pemerintah, swasta dan masyarakat harus menyiapkan  generasi muda yang berpendidikan dan berketerampilan tinggi serta inovatif dengan adopsi teknologi di masyarakat yang semakin baik dan visi ekonomi yang berorientasi industri hilir. Melihat ada tantangan juga yang dihadapi  untuk mencapai generasi emas pada tahun 2045. Pertama, tenaga kerja Indonesia saat ini terdiri dari 78 juta pekerja informal. Hanya 10% dari tenaga kerja yang merupakan lulusan universitas dan sisanya merupakan lulusan pendidikan dibawanhya.  Sehingga Indonesia membutuhkan lebih banyak tenaga kerja berpendidikan dan berketerampilan tinggi. 

 Untuk mengatasi probelem tersebut maka peningkatan sumber daya manusia sangat perlu dilakukan untuk menutupi permintaan tenaga kerja terampil. Berdasar hal tersebut pemerintah mengambil kebijakan Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dengan tujuan mendapatkan calon tenaga kerja yang siap kerja, memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar industri. Revitalisasi ini memberikan maksud adalah para pemangku kebijakan dari pemerintah dan swasta serta perusahaab bekerja sama untuk membangun secara riil dalam peningkatan kualitas pendidikan SMK dengan melakukan link and match pada kurikulum SMK sesuai dengan jurusanya.dengan cara inilah lulusan SMK diharapkan mampu menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 dimana memiliki syarat mampu dalam pemanfaatan teknologi.

Sumber : Wikan Sakarinto, Juli 2021. Sosialisasi Kurikulum pada SMK Pusat Keunggulan Tahun 2021

Dalam menciptakan tenaga kerja yang terampil bermutu dan relevan dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang bukanlah hal yang mudah. Diperlukan perubahan mindset tentang pendidikan kejuruan dari yang bersiafat pemberi (suplay oriented) menjadi penyedia ( demand oriented).  Sehingga lulusan SMK mampu menjawab tantangan kebutuhan industri dan masyarakat.

Permasalahan mendasar yang terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagian kecil diantaranya adalah kompetensi guru, kecukupan guru, sarana prasarana serta pengelolaan yang masih jauh dari yang diharapkan. Disamping permasalahan tersebut diatas menyimak data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menerangkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Propinsi Jawa Tengah tahun 2018, tamatan SMK merupakan penyumbang pengangguran tertinggi sebesar 10,85 % dari 4,51% penduduk yang menganggur. Permasalahan lain adalah belum optimalnya program link and match sehingga kompetensi yang diharapkan belum sesuai harapan.  Jalan yang ditempuh pemerintah menurut saya sangat tepat dimana penguatan pendidikan kejuruan dengan menerapkan kurikulum ganda yang melakukan link and match antara dunia pendidikan dan dunia usaha. Hal ini harus dilakukan untuk menjawab bonus demografi indonesia pada tahun 2045.  Berdasarkan gambaran permasalahan tersebut maka program Kemendikbud dalam revitalisasi pendidikan kejuruan menitik beratkan pada peningkatan kompetensi guru dengan program upskillind dan reskilling, peningkatan sarpara sekolah dengan model sekolah CoE, Pusat Keunggulan, sampai dengan Teaching Factory serta melakukan sertifikasi kompetensi guru sesuai dengan kubutuhan dunia industri berlaku pula dengan siswa SMK.

Model kemitraan DUDI dengan SMK atau lembaga pendidikan lebih berorientasi pada manfaat akademis. Kemitraan pada umumnya dilakukan untuk transfer teknologi jasa dan produksi, transfer pengetahuan/ keterampilan dan transfer teknologi pembelajaran. Beberapa pola kemitraan antara SMK dengan DUDI yang memberi manfaat akademis antara lain: training model. Pelatihan adalah proses mengajar, menginformasikan, atau mendidik seseorang agar orang tersebut menjadi lebih berkualitas dalam melakukan pekerjaan mereka. Ada tiga pendekatan pelatihan, yaitu: pendekatan tradisional (the traditional approach); pendekatan pengalaman (the experiential approach), dan pendekatan berbasis kinerja (the performance-based approach). Dalam pendekatan tradisional, staf pelatihan mendesain seluruh kegiatan pelatihan mulai dari tujuan, isi, metode pembelajaran, tugas, rencana pelajaran, motivasi, tes, dan evaluasi. Pelatihan experiential menekankan pada situasi nyata atau simulasi pekerjaan dimana peserta akan bekerja. Pelatihan berbasis kinerja atau the performance-based teacher education (PBTE), merupakan pelatihan untuk suatu tugas tertentu sampai mahir atau kompeten. Pelatihan untuk guru SMK dapat menggunakan dua pendekatan yang terakhir yaitu the experiential approach dan the performance-based approach (Rasto, 2010)

Model kemitraan SMK dengan DUDI dapat menjembatani kompetensi yang dihasilkan dan diharapkan stakeholder. Pedoman model kemitraan ini memiliki program-program yang dapat dikembangkan. Program ini bukan hanya untuk kegiatan prakerin tetapi lebih utama meningkatkan kompetensi guru dalam on the job training. Agar program berjalan lancar dan berhasil lebih efektif untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dan guru SMK maka diperlukan tahapan dan materi pelaksanaan program. Dengan buku materi ini diharapkan ada titik temu atau kesepahaman antara perancang dengan pelaksananya. Sasaran Model kemitraan SMK dengan DUDI dapat menghasilkan program yang mampu meningkatkan dan melaksanakan program serta mewujudkan tujuan program dengan tepat


Sumber Bacaan :

  1. https://www.kemenkopmk.go.id/menuju-indonesia-emas-2045-menko-pmk-tekankan-pembangunan-sdm-dan-lapangan-kerja
  2. https://indonesiabaik.id/infografis/siapkah-kamu-jadi-generasi-emas-2045
  3. https://nasional.kontan.co.id/news/ini-tantangan-indonesia-menuju-generasi-emas-tahun-2045
  4. https://jendela.kemdikbud.go.id/v2/fokus/detail/potret-capaian-program-revitalisasi-smk-saat-ini#:~:text=Dalam%20Inpres%20tersebut%2C%20revitalisasi%20SMK,yang%20syarat%20dengan%20pemanfaatan%20teknologi.
  5. https://educhannel.id/blog/artikel/pola-pola-kemitraan-pendidikan-kejuruan-dan-dunia-kerja.html

  Mulai dari DIRI – Visi Sekolah Drs. Kamtar SMK Muhammadiyah 2 Andong A.       Merangkai Mimpi Lewat Kata - Kata 1.     Kami memimpik...