Rabu, 04 Oktober 2023

 Mulai dari DIRI – Visi Sekolah

Drs. Kamtar

SMK Muhammadiyah 2 Andong





A.     Merangkai Mimpi Lewat Kata - Kata

1.   Kami memimpikan murid-murid yang memiliki rasa taanggung jawab tinggi, berprestasi, religius dan berjiwa enterpreanur serta berbudaya kerja industri profil pelajar pancasila. Serta memiliki komitmen kuat untuk mencapai segala hal yang mereka cita-citakan.

2.   Kami percaya bahwa murid adalah memiliki keunikan dan karakter yang berbeda beda, serta memiliki keistimewaan dan minat bakat yang bisa dikembangkan untuk dapat tumbuh berkemabang menjadi individu yang lebih baik. murid merupakan subyek dalam pembelajaran maka dari itu sekolah harus menciptakan suasana belajar yang kondusif dari segi saranan dan prasaranan dan menciptakan kenyamanan dalam belajar. Karena murid memiliki keunggulan tersendiri dalam bakatnya

3.  Di sekolah, kami mengutamakan pola pendidikan karekter dan penerapan budaya kerja industri sebagai wujud dari cipta rasa dan karsa siswa. Dengan  indikator karakter yang baik dan berbudaya kerja industri serta akademis yang baik, hal ini akan terwujud dengan kompetensi guru yang semakin meningkat dan sarana prasarana yang mendukung unruk murid bisa belajar sesuai dengan passionnyaDengan memberikan pengalaman belajar yang bemakna kepada siswa dengan tujuan menghasilka atau menciptkan karya.

4.   Murid di sekolah kami sadar betul bahwa pengetahuan tidak akan berarti tanpa memiliki karakter pembiasaan yang baik, serta pembiasaan budaya kerja yang bisa mendukung kesemuanya untuk sukses. Murid bersekolah untuk mendapatkan pendidikan yang layak untuk bisa berfikir realistis serta memiliki mainset maju, mendapatkan ilmu dan budi pekerti. Karena merkalah yang kan menciptakan kontribusi pada dunia masa depan.

5.    Kami, para pendidik di sekolah yakin bukan hanya transfer knowlage akan tetapi ada proses mendidik anak untuk menemukan potensi mereka, untuk pembelajaran yang bermakna kepada muridnya. Pendidik untuk bisa menuntun, mengarahkan dan membimbing siswa untuk mencapai tujuan mereka yaitu kebahagian dan keselamatan sesuai dengan minat bakat yang mereka miliki. Serta memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa sebagai bekal mengarungi kehidupan.

6.  Kami, guru, dan orang-orang dewasa di lingkungan sekolah ini paham bahwa murid memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda maka guru harus menyususn proram pembelajaran yang bermakna berdasarkan karakteristik murid. Setiap anak memiliki kodrat lahir yang berbeda, mereka mempunyai minat dan bakat masing masing yang bisa dikembangkan. Tugas pendidik adalah mengoptimalisasi kelebihan mereka untuk dapat tumbuh berkembang secara maximal.

B.      Kalimat Visi

“ Menciptakan Lulusan Yang Berprestasi, Religius, Berjiwa Enterpreanur dan Berkarakter Profil Pelajar Pancasila Serta Berbudaya Kerja Industri”

Dokumentasi Mewujudkan Visi Sekolah









Jumat, 07 April 2023

Teori dan Strategi Pembelajaran Vokasi

 

DINAMIKA PENDIDIKAN KEJURUAN di INDONESIA

Sumber : Wikan Sakarinto, Juli 2021. Sosialisasi Kurikulum pada SMK Pusat Keunggulan Tahun 2021

Saat ini penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z dan pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045.Hal tersebut selaras dengan bonus demografi dimana jumlah masyarakat yang berusia produktif jauh lebih banyak dibanding usianya yang tidak produktif. Fokus utama pemerintah saat ini adalah pembangunan sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045. Hal tersebut dilakukan untuk membuat Indonesia menjadi negara maju dan berdaya saing. Karena nantinya yang akan menjadi garda terdepan di tahun 2045 terutama dalam rangka memajukan bangsa Indonesia, berada di tangan kita yang sedang menjadi mahasiswa saat ini.Tugas kita sekarang sebagai pendidik adalah bagaimana menyiapkan generasi di tahun 2045 itu, sebagai generasi yang betul-betul memiliki kemampuan kompetensi yang bagus, kuat, dan  juga memiliki tingkat intelektual maupun fisik yang dibutuhkan Indonesia kedepan di tahun 2045 sebagai bangsa yang besar. 

Selanjutnya  semua pihak, pemerintah, swasta dan masyarakat harus menyiapkan  generasi muda yang berpendidikan dan berketerampilan tinggi serta inovatif dengan adopsi teknologi di masyarakat yang semakin baik dan visi ekonomi yang berorientasi industri hilir. Melihat ada tantangan juga yang dihadapi  untuk mencapai generasi emas pada tahun 2045. Pertama, tenaga kerja Indonesia saat ini terdiri dari 78 juta pekerja informal. Hanya 10% dari tenaga kerja yang merupakan lulusan universitas dan sisanya merupakan lulusan pendidikan dibawanhya.  Sehingga Indonesia membutuhkan lebih banyak tenaga kerja berpendidikan dan berketerampilan tinggi. 

 Untuk mengatasi probelem tersebut maka peningkatan sumber daya manusia sangat perlu dilakukan untuk menutupi permintaan tenaga kerja terampil. Berdasar hal tersebut pemerintah mengambil kebijakan Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dengan tujuan mendapatkan calon tenaga kerja yang siap kerja, memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar industri. Revitalisasi ini memberikan maksud adalah para pemangku kebijakan dari pemerintah dan swasta serta perusahaab bekerja sama untuk membangun secara riil dalam peningkatan kualitas pendidikan SMK dengan melakukan link and match pada kurikulum SMK sesuai dengan jurusanya.dengan cara inilah lulusan SMK diharapkan mampu menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 dimana memiliki syarat mampu dalam pemanfaatan teknologi.

Sumber : Wikan Sakarinto, Juli 2021. Sosialisasi Kurikulum pada SMK Pusat Keunggulan Tahun 2021

Dalam menciptakan tenaga kerja yang terampil bermutu dan relevan dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang bukanlah hal yang mudah. Diperlukan perubahan mindset tentang pendidikan kejuruan dari yang bersiafat pemberi (suplay oriented) menjadi penyedia ( demand oriented).  Sehingga lulusan SMK mampu menjawab tantangan kebutuhan industri dan masyarakat.

Permasalahan mendasar yang terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagian kecil diantaranya adalah kompetensi guru, kecukupan guru, sarana prasarana serta pengelolaan yang masih jauh dari yang diharapkan. Disamping permasalahan tersebut diatas menyimak data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menerangkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Propinsi Jawa Tengah tahun 2018, tamatan SMK merupakan penyumbang pengangguran tertinggi sebesar 10,85 % dari 4,51% penduduk yang menganggur. Permasalahan lain adalah belum optimalnya program link and match sehingga kompetensi yang diharapkan belum sesuai harapan.  Jalan yang ditempuh pemerintah menurut saya sangat tepat dimana penguatan pendidikan kejuruan dengan menerapkan kurikulum ganda yang melakukan link and match antara dunia pendidikan dan dunia usaha. Hal ini harus dilakukan untuk menjawab bonus demografi indonesia pada tahun 2045.  Berdasarkan gambaran permasalahan tersebut maka program Kemendikbud dalam revitalisasi pendidikan kejuruan menitik beratkan pada peningkatan kompetensi guru dengan program upskillind dan reskilling, peningkatan sarpara sekolah dengan model sekolah CoE, Pusat Keunggulan, sampai dengan Teaching Factory serta melakukan sertifikasi kompetensi guru sesuai dengan kubutuhan dunia industri berlaku pula dengan siswa SMK.

Model kemitraan DUDI dengan SMK atau lembaga pendidikan lebih berorientasi pada manfaat akademis. Kemitraan pada umumnya dilakukan untuk transfer teknologi jasa dan produksi, transfer pengetahuan/ keterampilan dan transfer teknologi pembelajaran. Beberapa pola kemitraan antara SMK dengan DUDI yang memberi manfaat akademis antara lain: training model. Pelatihan adalah proses mengajar, menginformasikan, atau mendidik seseorang agar orang tersebut menjadi lebih berkualitas dalam melakukan pekerjaan mereka. Ada tiga pendekatan pelatihan, yaitu: pendekatan tradisional (the traditional approach); pendekatan pengalaman (the experiential approach), dan pendekatan berbasis kinerja (the performance-based approach). Dalam pendekatan tradisional, staf pelatihan mendesain seluruh kegiatan pelatihan mulai dari tujuan, isi, metode pembelajaran, tugas, rencana pelajaran, motivasi, tes, dan evaluasi. Pelatihan experiential menekankan pada situasi nyata atau simulasi pekerjaan dimana peserta akan bekerja. Pelatihan berbasis kinerja atau the performance-based teacher education (PBTE), merupakan pelatihan untuk suatu tugas tertentu sampai mahir atau kompeten. Pelatihan untuk guru SMK dapat menggunakan dua pendekatan yang terakhir yaitu the experiential approach dan the performance-based approach (Rasto, 2010)

Model kemitraan SMK dengan DUDI dapat menjembatani kompetensi yang dihasilkan dan diharapkan stakeholder. Pedoman model kemitraan ini memiliki program-program yang dapat dikembangkan. Program ini bukan hanya untuk kegiatan prakerin tetapi lebih utama meningkatkan kompetensi guru dalam on the job training. Agar program berjalan lancar dan berhasil lebih efektif untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dan guru SMK maka diperlukan tahapan dan materi pelaksanaan program. Dengan buku materi ini diharapkan ada titik temu atau kesepahaman antara perancang dengan pelaksananya. Sasaran Model kemitraan SMK dengan DUDI dapat menghasilkan program yang mampu meningkatkan dan melaksanakan program serta mewujudkan tujuan program dengan tepat


Sumber Bacaan :

  1. https://www.kemenkopmk.go.id/menuju-indonesia-emas-2045-menko-pmk-tekankan-pembangunan-sdm-dan-lapangan-kerja
  2. https://indonesiabaik.id/infografis/siapkah-kamu-jadi-generasi-emas-2045
  3. https://nasional.kontan.co.id/news/ini-tantangan-indonesia-menuju-generasi-emas-tahun-2045
  4. https://jendela.kemdikbud.go.id/v2/fokus/detail/potret-capaian-program-revitalisasi-smk-saat-ini#:~:text=Dalam%20Inpres%20tersebut%2C%20revitalisasi%20SMK,yang%20syarat%20dengan%20pemanfaatan%20teknologi.
  5. https://educhannel.id/blog/artikel/pola-pola-kemitraan-pendidikan-kejuruan-dan-dunia-kerja.html

Sabtu, 25 Juni 2022

 3.3.a.10

Aksi Nyata

Pengelolaan Program Berdampak pada Murid

Sunardi, S.Pd

SMK Muhammadiyah 2 Andong

1.      Fact

A.    Latar Belakang

Bekerja adalah tujuan dari murid saat menentukan pilihan pada sekolah SMK. Setiap murid memiliki harapan tempat kerja yang sesuai dengan apa yang di pelajari di sekolah. Dalam satu sisi suatu industri atau perusahaan memiliki aturan yang ketat dalam mengatur karyawanya untuk peduli dengan lingkungan dan etos kerja. Dalam hal ini membekali anak untuk memiliki budaya kerja industri sangatlah penting untuk dunia SMK khususnya SMK Muhammadiyah 2 Andong.

Kegiatan untuk membudayakan siswa memiliki karakter budaya kerja dengan tujuan murid suah terbiasa dengan lingkungan kerja yang baik. Hal ini setidaknya memberikan gamabran nyata murid untuk berprilaku budaya kerja di sekolah untuk bekal dirinya kedepan. Pendekatan yang diambil oleh SMK Muhammadiyah 2 Andong adalah dengan menjalin kerjasama dengan Pintar Bersama Daihatsu (PBD) untuk memberikan bekal kepada murid tentang budaya kerja industri

 

B.     Kegiatan Aksi Nyata

Peran sumber daya aset yang dimiliki SMK Muhammadiyah 2 Andong untuk mendukung aksi nyata yang saya rencanakan sangatlah besar. Berdasarkan latar belakang maka menggunkan aset biotik sekolah berupa sarana dan prasarana sekolah sebagai tempat untuk melakukan implementasi budaya kerja dan pemenuhan kebutuhan yang dibuat.

Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap mandiri, kolaboratif dan peduli pada lingkungan . melatih murid untuk memiliki kepedulian kepemimpinan dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan kerja. Program budaya kerja yang akan diterapkan dalah dengan hal yang mendasar yitu dengan prgram kegiatan 5 S (seri, seiton, seiso, seiketshu, sitsuke). Program ini digunakan untuk memberikan pembiasaan murid dalam peduli lingkungan kerja dan keselamatan kerja.

Program 5 S dilakukan dengan alur BAGJA seperti berikut :

1)      Buat Pertanyaan

Gur bertanya kepada murid mengenai hal hal apa yang perlu disiapkan untuk meningkatkan persiapan dalam memasuki dunia kerja, seperti harapan murid ?

2)      Ambil Pelajaran

Menganalisa lingkunga murid uyang dapat memberikan pengaruh dalam peningkatan budaya kerja murid.

3)      Gali Mimpi

Memberikan bimbingan dan sosialisaasi kepada murid untuk lebih mengenal peduli terhadap lingkungan dan keselamatan kerja dengan kegiatan 5S.

4)      Jabarkan Rencana

Berkoordinasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat dan warga sekolah dalam program kegiatan yang dilaksanakan.

5)      Atur Eksekusi

·         Membuat tim dan PIC ruangan

·         Melakukan menejemen resiko

·         Melaksanakan monitoring dan evaluasi

·         Membuat laporan

·          

C.     Hasil Aksi Nyata

Pelaksanaan kegiatan 5 S dilaksanakan sepanjang tahun pelajaran di SMK Muhammadiyah 2 Andong. Kegiatan diawalai dengan koordinasi antar pemangku kebijakan dan warga sekolah dengan membuat persamaan komitmen. Pelaksanaan 5S memusatkan kepada keselamatan dan kebersihan lingkungan kerja. Dengan memanfaatkan aset yang dimiliki sekolah. Kegiatan ini dilakukan di setiap level jengang kelas. Untuk memberikan budaya kerja industri di setiap tingkat. Dengan tujuan setiap siswa bisa membudayakan buudaya kerja industri di implementasikan di sekolah maupun di rumah ataupun saat kerja Industri.

 

2.      Feeling

Perasaan saya ketika melaksankan kegiatan aksi nyata ini memiliki rasa kurang percaya diri, tertantang dan harapan. Semua menjadi stu kesatuan dengan tekad untuk bisa membudayakn buday kerja industri disekolah. Dalam perjalanan kegiatan ini selalu ada pasang surutnya, belum bisa konsisten dilakukan di setiap jenjang. Hal ini karena banyak rekan guru yang belum memahami makna  5S secaraa menyeluruh. Dan murid masih mengamgap hal ini sebuah kegiatn yang kurang bermakna. Akan tetapi dengan seiiringnya waktu kekawatiran tersebut mulai terkikis dengan rekan guru dan murid sudah terbiasa dengan kegiatan tersbut mulai dari kebersihan, berjalan di jalur hijau dan hal yang lainya

 

3.      Finding

Pembelajaran yang didapatkan dari terlaknsanya kegiatan prograam 5S memberikan gambaran kepada saya untuk bergerak lebih lagi, membuat saya untuk berperan lebih dalam memberikan gambaran nyata kepada murid akan arti pentingnya 5S di dunia kerja. Dengan gambaran yang nyata di dunai kerja dan memebrikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan suara meraka, membuat pilihan dan memiliki program ini adalah sebagai bentuk implemntasi nyata dalam penerpan program 5S. Murid bisa mulai membiasakan diri dalam kegiatan keseharian di sekolah.

Dengan melakukan refleksi diri bahwa setiap program tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya koordinasii yang baik antar lini sekolah dari kepala sekolah sampai dengan murid. Setipa program yang dilaksanakan menggunakan alur BAGJA dan MELR ( monitoring, evaluasi, learning & reporting) dan menejemen resiko pada program yang dikembangkan selanjutnya.

 

4.      Future

Rencana kegiatan yang dilakukan diterapkan dan memebrikan dampak pengalaman kepad murid dan lingkungan dalam kegiatan belajar yang memihak kepad murid :

1)      5S bisa diterapakn di seluruh lingkungan sekolah

2)      Kegiatan ini dilaksanakan secara berkelanjutan dan continue dengan menerapakan MELR. Karena lingkungan aset sekolah sangat mendukung untuk kegiatan ini dengan tujuan pembelajaran murid yang berkualitas.

Dokumen Aksi Nyata


Gambar 1. Bersama Murid menentukan desain layout bengkel


Gambar 2. Mempresentasikan hasil layout unuk diambil hasil yang tebaik

 

Gambar 3. Mengatur rencana kegiatan penataan bengkel

 






















Gambar 4. Bersama murid dan guru membuat jalur hijau dan marking alat di ruang bengkel



Gambar 5. Imoelementasi penggunakan Jalur hijau dan seiso di bengkel

 


 

 

 Gambar 6. Implementasi seiso di bengkel

 


Gambar 7. kondisi ruang alat di bengkel sesuai dengan 5S

 

Senin, 23 Mei 2022

TUGAS 

3.2.a.6

REFLEKSI TERBIMBING

PEMIMPIN dalam PENGELOLAAN SUMBER DAYA

1.     Apa yang menarik dari proses dah hasil pemetaan tentang sumber daya di daerah untuk sekolah?

Jawab

Yang menarik dari proses dan hasil pemetaan tentang potensi sumber daya daerah untuk sekolah yaitu saya bisa mengetahui dan mengidentifikasi aset aset daerah yang belum kita astau sekolah manfaatkan secara maximal. Dimana diwilayah kami kecematan adnong dan sekitarnya memiliki aset daerah yang sangat banyak dan bahkan bisa dikatakan lengkap. Dengan begitu kita bisa memanfaatkan kekuatan itu untuk sarana proses pembelajaran yang bermakna. Dengan pendekatan berbasis aset saya yakin dengan memanfaatkan kekuatan dan potensi yang dimiliki daerah kami sangatlah bisa digunakan untuk mengembangkan dan memajukan perkembangan dan kemajuan pendidikan di sekolah kami.

2.  Apakah pola pikir yang anda pikirkan sebelum mempelajari modul ini? Apakah menggunakan pendekatan aset atau masalah

Jawab

Pola pokir yang saya bangun sebelum belajar modul ini adalah pendekatan berbasis kekurangan atau masalah. Dimana semua permasalahn yang di identifikasi harus terselesaiakn. Dengan model seperti ini kita bisa menyelesaikan masalah akan tetapi kurang efektif dalam pelaksanaanya. Setelah mempelajari modul ini pastinya kami memdapatkan sebuah ide atau solusi untuk mengembangkan sekolah berdasarkan potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah. Dengan begitu kita bisa memaksimalkan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah untuk perkembangan sekolah lebih efektif dan terukur. Meskipun kita juga tidak boleh lepas dengan analisa swot yang menggunkan pndekatan bebrbasis masalah.

3.      Jika ada perubahan? Sebutkan apa perbedaanya dan mengapa berubah?

Jawab

Perbedaan antara dua pendekatan pastinya ada, dimana pendekatan bebrbasih masalah adalah pendekatan yang menitik beratkan pada masalah dan isu yang berkembang, fokusnya selalu dalam batas kekurangan dan mencari solusi untuk menyelesaikan kekurangan tersebut. Sedangkan pendekatan berbasis aset adalah pendekatan yang menitik beratkan kepada kekuatan dan potensi yang dimiliki sekolah, kemampuan untuk mengorganisasikan komponen sumber daya yang dimiliki sekolah secara maximal. Dengan demikian pendekatan model aset sangatlah membantu setiap kegiatan yang direncanakna sekolah yang tidak selalu dengan materi akan tetapi potensi yang dimiliki.

4.       Apa yang perlu anda lakukan jika anda dapat terus berpikir dengan pendekatan berbasis aset?

Jawab

Membuat sebuah visi dan misi yang jelas berdasarkan analisa kekuatan dan potensi yang dimiliki sekolah. Melaksanakan program kerja sampai dengan rencana aksi nyata yang jelas. Sehingga apa yang kita lakukan bisa seabagai sumber inspirasi yang menjadikan kekuatan dan potensi sekolah yang nyata. Serta menjalankan kegiatan tersebut secara kontinyu dan konsisten untu sebagai acuan kita dalam bekerja

5.  Buatlah Satu gambar/simbol/kata yang bisa menggambarkan apa yang anda rasakan saat ini terkait pembelajaran?

Jawab

Sebagai pemimpin pembeajaran haruslah berfikir positif dan berkemajuan dalam mengatasi problem yang ada di sekolah dengan mengunakan beberapa model pendekatan. Baik pendekatan berbasais masalah ataupun pendekatan berbasis aset. Sebagai pemimpin pembelajaran bisa menggunakan pendekatan berbasis aset untuk pengelolaan sumber daya yang dimiliki sekolah. Dengan mengembangkan potensi yang dimiiki sekolah dan disesuikan dengan visi mis yang tepat serta rencana kerja yang pas kita bisa membayangkan dan bermimpi akan kesuksesan sekolah yang kita jalankan. Tentunya tidal lepas pula dari sebuah pendekatan yang pas pula


Rabu, 18 Mei 2022

 

JURNAL REFLEKSI MINGGU Ke -19

SUNARDI, S.Pd

SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG

 

FACT

Kegiatan minggu ke -19 dibuka dengan hal baru setelah, libur 2 minggu untuk lebaran. Kegiatan minggu ini di buka dengan Learning Management System yang memperkenalkan modul 3.2 dimana mempelajari tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Dalam explorasi konsep saya dikenal kan dengan proses pengelolaan sumber daya berdasarkan dua hal yaitu kekuatan dan kelemahan. Dalam pengelolaan sumber daya sekolah diharapkan menggunakan berbasis kekuatan atau aset.

            Dengan adanya pembagian dalam ruang kolaborasi berdasarkan kelompok dan wilayah kedekatan oleh fasilitator. Kami diberikan tugas untuk menganalisa kekuatan atau aset yang dimiliki daerah tapi belum bisa kita manfaatkan secara maximal untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah kita dan bagaimana strategi yang akan kita gunakan dalam pemanfaat aset tersebut. Dengan tujuan yaitu pembelajaran yang menyenangkan dan perkembangan siswa

 

FEELINGS

Perasaan saya dalam mempelajari modl ini kaget juga diawal. Mau dibawa kemana belajar kita? Penuh tanda tanya beasar di saya kita sebagai seorang guru akan tetapi ada pembelajaran mengenai analisa kekuatan daerah yang bisa kita manfaatkan untuk kelangsungan kegiatan belajar siswa. Dalam hati rasa tertantang pasti ada, rasa tertantang untuk bisa memanfaatkan aset daerah untuk kegiatan belajar mengajar saya. Diamana aset daerah yang kami miliki tapi belum bisa kami manfaatkan secara maximal ada sarana lapangan desa, kantor kecamatan, perbankkan, pasar, komunitas trevel, Pondok pesantren. Dan masih ada lagi lingkungan alam yang mendukung untuk kegiatan belajar siswa kami dialam bebas.

 

FINDINGS

Di dalam modul ini saya menemukan cara pandang yang berbeda dalam pengelolaan sumber daya sekolah. Yang selama ini saya kenal dengan analisa SWOT atau yang sekarang lebih disebut Pendekatan Berbasis Kelemahan (Deficit Based Thingking). Sekarang mindset saya berubah bahwa pengeloaan yang tepat adalah dengan Pendekatan Berbasis Kekuatan (Aset Based Thingking). Dimana dengan pendekatan model ini kita bisa memahami akan potensi yang dimiliki dan bagimana angkah pengembanganyan.

 

FUTURE

Dalam pengeloaan sekolah cara pandang analisa potensi sekolah dengan cara merubah pola pikir kita dari menganalisa kelemahan menjadi analisa kekuatan yang dimiliki sekolah. Dengan demikian kita akan lebih efektif dalam bekerja karena hanya tinggal memberikan kesempatan atau peluang untuk meningkatkan potensi yang dimiliki oleh sekolah. Untuk encapai tujuan dari sebuah visi misi sekolah akan lebih efektif

Jumat, 22 April 2022

 

3.1.a.9

Blog Koneksi Antar Materi

Sunardi, S.Pd

SMK Muhammadiyah 2 Andong

 

  1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

 

Ki Hadjar Dewantara yng merupakan bapak pendidikan Indoensia mengemukakan pendapat bahwa pendidikn adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar dapat mencapai kesejahteraan, keselamatan dan kebahagian yang setinggi tingginya baik sebagai manusia maupun sebgai masyarakat. Dan membiarkan mereka tumbuh berkembang sesuai dengan kodarat alam dan kodrat zamanya. Pandangan Ki Hajar Dewantara ini tentu sejalan dan memberi pengaruh pada mindset atau pemikiran yang digunakan dan menjadi dasar dalam sebuah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Seorang pemimpin atau guru harus mengambil keputusan yang tepat, arif, bijaksana dan berpihak pada siswa. Tentunya dari pemahaman dan pendalaman filosofi ini membuat seorang pendidik dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin dalam pembelajaran didasarkan pada manfaat atau mengedepankan kepentingan siswa. Dimana apa dan bagaimana pengambilan keputusan ini akan menjadi cerminan dan teladan bagi siswa kedepannya.

 

  1. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

 

Nilai nilai yang yang tertanan dalam diri kita antara lain, mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan keperpihakan kepada murid. Tentunya kan memiliki pengaruh kita kepada sebuah proses pengambilan keputusan yang membuat kita berada dalam suatu dilema etika seorang guru. Maka dari itukita dalam mengambil sebuah keputusan harus melakukan 9 langkah pengambilan sebuah keoutusan. Sehingga kita dalam mengambil sebuah keputusan akan mempertimbangkan segi sosial emosial dari seseroang yang memiliki permasalahan atau kasus yang kita hadapi. Dengan mempertimbangkan hal tersbut kita mampu memberikan sebuah keputusan yang tidak berpihak kepada kedua belah pihak.

 

  1. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.?

 

Coaching adalah salah satu bentuk kolaborasi yang akan kita lakukan untuk mengambil sebuah keputusan dengan kita melaksanakan coaching secara tidak langsung kita mencari atau menganalisa permasalahan dari beberapa sudut pandang. Sehinnga kemampuan seorang pendidik dalam hal ini sangat berperan sekali dalam menggali dan mengidentifikasi informasi dari sebuah kasus. Karena dengan mehubungkan keahlian seorang coaching kita juga pasrtinya akan melaksanakan pemantauan terhadap hasil keputusan yang kita buat untuk permasalahan tersebut. Dan melaksanakan pendampingan kepada kedua belah pihak yang berkonfilk.

 

  1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

 

Pengaruh sosial emosisonal seorang guru akan dipertaruhkan disini. Kenapa karena kebanyakan yang kita lakukan adalah guru mengambil sebuah keputusan pasti rasa emosional negatif yang pertama dikedepankan. Maka seorang pendidik alangkah baiknya selalu mengedepankan berfikir positif akan setiap kesalahan yang dilakukan oleh murid. Apabila mengedepankan pikiran negatif pastinya keputusan yang akan diambil tidak bisa menguntungkan kedua belah pihak. Pengambilan keputusan passtinya dilakukan dengan penuh pertanggung jawaban dan penuh pertimbangan yang matang sehingga pengeloaan sosial emosional sangat di utamankan disini.

 

  1. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.?

 

Nialai nilai yang diyakini harus sesuai dengan nilai nilai kebajikan. Nilai nilai yang yang yang harus di kedepankan. Hal ini sesuai dengan kode etika guru tentang komitmen terhadap integritas. Nilai nilai seorang pendidik yang kita pelajari seperti, mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif serta keberpihakan kepada murid akan mendrong dan memotivasi kita dalam membuat sebuah keputusan yang tepat kepada murid murid kita. Nilai nilai atau nilai kebajikan adalah acuan bagi kita untuk berprinsip dan menggunakanya dalam mengambil dan membuata sebuah keputusan

 

  1. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.?

 

Pengambilan sebuah keputusan tentunya akan berdampak pada lingkungan yang positif, kondusif dan nyaman. Hal ini dikarenakan setipa keputusan pasti akan menimbulkan sebuah gejolak baik itu keputusan positif ataupun negatif. Maka dengan mempertimbangkan hal terbuat kita di ajarkan mengenai langkah proses pengambilan keputusan yaitu 9 langlah pengambilan keputusan . Kita dimulai dari melihat nilai nilai yang bertentangan, siapa yang terlbat, fakta fakta yang ada, menerapkan pengujian, mengidentifikasi masalah, membuat eputusan sampai di akhir kita melakukan refleksi. Semuanya itu dilakukan untuk menjaga kondisifitas dan kenyamanan lingkungan.

 

  1. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

 

Tentunya sebagai pendidik dalam menerapkan disekolah pasti ada kendala kendala yang dihadapi dalam sebuah pengambilan keputusan yang tepat pada kasus dilema etika. Pemahaman lingkungan akan pengambilan keputusan masih terjebak pada sebuah bujukan moral dan paradigma ini yang sampai saat ini ada pada lingkungan saya benar dan salah. Paradigma inilah yang membuat sebuah keputusan yang diambil tidak tepat. Untuk merubah paradigma ini membutuhkan waktu dan sosialisasi yang intens kepada lingkunga dengan pemberian materi peradigma pengamblan keputusan pemimpin pembelajaran. Kendala utamnya adalah komitmen dan mau keluar dari zona nyaman

  1. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

 

Pembelajaran yang memberikan kepada murid untuk memilih mengembangkan potensi mereka sendiri adalah pilihan tepat. Kemampauan murid akan terasah dan berkembang dengan seiringnya mereka melakukan kegiatan yang mereka senangi tanpa da paksaan sama sekali. Sebagai guru tentunya melakukan metode coaching yang tepat kepada murid untuk bisa mengembankan keahlian mereak secara maximal

 

  1. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

 Masa depan murid adalah murid itusendiri yang menentukan. Kita sebgai pendidik bertugas menuntun, menjembatani dan mengarahkan murid bisa berjalan dengan sesuai tracknya sesuai dengan potensi dan minat bakatnya. Maka seorang pendidik diperlukan untuk bisa mengexplorasi kemampuan murid tanpa memberikanya sebuah tekanan atau intervansi. Memerdekaan murid dalam belajar adalah salah satu strategi yang bisa kita gunakan utntuk mengarahkan mereka. Maka pendidik harus bisa memberiak coaching kepada murid untuk bisa mengembangkan dan menumbuhkan rasa percaya diri mereka dalam menghadapi masa depan mereka

 

  1. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

 

Pembelajaran dan pengalaman yang saya peroleh dari mempelajari modul 3.1 terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah seorang pendidik yang merupakan cara untuk berinteraksi langsung dengan siswa sehingga sering diperhadapkan oleh situasi yang mengharuskan dilakukannya pengambilan keputusan. Tentunya pengambilan keputusan yang dilakukan ini bukanlah suatu keputusan gegabah yang tidak mempertimbangkan konsekuensi dan situasi tak terduga lainnya di masa depan. Pengambilan keputusan yang dilakukan merupakan rangkaian proses yang memunculkan kehati-hatian dalam menentukan sikap dan langkah tindakan dari berbagai kemungkinan situasi yang ada.

Butuh waktu lebih panjang untuk  mendalami materi sebelumnya yang telah dipelajari semakin menguatkan keterkaitan antar materi yang ada sebagai dasar konsep pemahaman yang mesti dimiliki oleh seorang pendidik dalam menjalankan peran sebagai pemimpin dalam pembelajaran. Bagaimana seorang pendidik yang baik seharusnya memahami dan memperkuat nilai-nilai kebaikan diri serta peran dan fungsinya sebagai model keteladanan dalam menumbuhkembangkan karakter nilai yang tercermin dalam profil pelajar pancasila serta sebagai fasilitator dalam pembelajaran yang mengedepankan kepentingan siswa.

Pengambilan keputusan merupakan salah satu langkah yang ditempuh oleh seorang pendidik untuk memberi kemerdekaan atau keberpihakan kepada  siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat dan potensi yang dimilikinya tanpa harus merasa terkekang dan terintervensi untuk menjadi pribadi lain. Merdeka belajar bermakna bahwa dalam belajar harus dilakukan dengan membangun kemauan dan semangat, mewujudkan kebebasan untuk menyatakan pikiran, dan bebas dari segala bentuk rasa takut. Kemerdekaan dalam belajar ini akan dirasakan oleh siswa ketika seorang pendidik mampu menciptakan pembelajaran yang memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan belajar siswa. Maka pembelajaran yang hendaknya diterapkan adalah pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan tersebut, baik dari diferensiasi minat, profil dan kesiapan belajar siswa. Selain itu, mengkombinasikan pembelajaran dengan mengintegrasikan keterampilan sosial emosional sebagai upaya untuk menjadikan kondisi berkesadaran penuh dan focus dalam pembelajaran yang dilakukan. 

Coaching juga menjadi salah satu usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam menuntun siswa untuk memaksimalkan segala potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Proses coaching ini dilakukan dengan menjalin dan membangun hubungan kolaborasi dengan menggunakan komunikasi asertif serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif yang menstimulus siswa dalam mengeksplorasi potensi yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Coaching sendiri tidak hanya dilakukan pada siswa, tetapi dapat juga diterapkan untuk membantu rekan guru, atau seluruh warga sekolah untuk menciptakan kondisi yang ideal dan membangun kebiasaan budaya positif sekolah dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki.

 

 

  Mulai dari DIRI – Visi Sekolah Drs. Kamtar SMK Muhammadiyah 2 Andong A.       Merangkai Mimpi Lewat Kata - Kata 1.     Kami memimpik...