Jumat, 22 April 2022

 

3.1.a.9

Blog Koneksi Antar Materi

Sunardi, S.Pd

SMK Muhammadiyah 2 Andong

 

  1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

 

Ki Hadjar Dewantara yng merupakan bapak pendidikan Indoensia mengemukakan pendapat bahwa pendidikn adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar dapat mencapai kesejahteraan, keselamatan dan kebahagian yang setinggi tingginya baik sebagai manusia maupun sebgai masyarakat. Dan membiarkan mereka tumbuh berkembang sesuai dengan kodarat alam dan kodrat zamanya. Pandangan Ki Hajar Dewantara ini tentu sejalan dan memberi pengaruh pada mindset atau pemikiran yang digunakan dan menjadi dasar dalam sebuah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Seorang pemimpin atau guru harus mengambil keputusan yang tepat, arif, bijaksana dan berpihak pada siswa. Tentunya dari pemahaman dan pendalaman filosofi ini membuat seorang pendidik dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin dalam pembelajaran didasarkan pada manfaat atau mengedepankan kepentingan siswa. Dimana apa dan bagaimana pengambilan keputusan ini akan menjadi cerminan dan teladan bagi siswa kedepannya.

 

  1. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

 

Nilai nilai yang yang tertanan dalam diri kita antara lain, mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan keperpihakan kepada murid. Tentunya kan memiliki pengaruh kita kepada sebuah proses pengambilan keputusan yang membuat kita berada dalam suatu dilema etika seorang guru. Maka dari itukita dalam mengambil sebuah keputusan harus melakukan 9 langkah pengambilan sebuah keoutusan. Sehingga kita dalam mengambil sebuah keputusan akan mempertimbangkan segi sosial emosial dari seseroang yang memiliki permasalahan atau kasus yang kita hadapi. Dengan mempertimbangkan hal tersbut kita mampu memberikan sebuah keputusan yang tidak berpihak kepada kedua belah pihak.

 

  1. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.?

 

Coaching adalah salah satu bentuk kolaborasi yang akan kita lakukan untuk mengambil sebuah keputusan dengan kita melaksanakan coaching secara tidak langsung kita mencari atau menganalisa permasalahan dari beberapa sudut pandang. Sehinnga kemampuan seorang pendidik dalam hal ini sangat berperan sekali dalam menggali dan mengidentifikasi informasi dari sebuah kasus. Karena dengan mehubungkan keahlian seorang coaching kita juga pasrtinya akan melaksanakan pemantauan terhadap hasil keputusan yang kita buat untuk permasalahan tersebut. Dan melaksanakan pendampingan kepada kedua belah pihak yang berkonfilk.

 

  1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

 

Pengaruh sosial emosisonal seorang guru akan dipertaruhkan disini. Kenapa karena kebanyakan yang kita lakukan adalah guru mengambil sebuah keputusan pasti rasa emosional negatif yang pertama dikedepankan. Maka seorang pendidik alangkah baiknya selalu mengedepankan berfikir positif akan setiap kesalahan yang dilakukan oleh murid. Apabila mengedepankan pikiran negatif pastinya keputusan yang akan diambil tidak bisa menguntungkan kedua belah pihak. Pengambilan keputusan passtinya dilakukan dengan penuh pertanggung jawaban dan penuh pertimbangan yang matang sehingga pengeloaan sosial emosional sangat di utamankan disini.

 

  1. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.?

 

Nialai nilai yang diyakini harus sesuai dengan nilai nilai kebajikan. Nilai nilai yang yang yang harus di kedepankan. Hal ini sesuai dengan kode etika guru tentang komitmen terhadap integritas. Nilai nilai seorang pendidik yang kita pelajari seperti, mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif serta keberpihakan kepada murid akan mendrong dan memotivasi kita dalam membuat sebuah keputusan yang tepat kepada murid murid kita. Nilai nilai atau nilai kebajikan adalah acuan bagi kita untuk berprinsip dan menggunakanya dalam mengambil dan membuata sebuah keputusan

 

  1. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.?

 

Pengambilan sebuah keputusan tentunya akan berdampak pada lingkungan yang positif, kondusif dan nyaman. Hal ini dikarenakan setipa keputusan pasti akan menimbulkan sebuah gejolak baik itu keputusan positif ataupun negatif. Maka dengan mempertimbangkan hal terbuat kita di ajarkan mengenai langkah proses pengambilan keputusan yaitu 9 langlah pengambilan keputusan . Kita dimulai dari melihat nilai nilai yang bertentangan, siapa yang terlbat, fakta fakta yang ada, menerapkan pengujian, mengidentifikasi masalah, membuat eputusan sampai di akhir kita melakukan refleksi. Semuanya itu dilakukan untuk menjaga kondisifitas dan kenyamanan lingkungan.

 

  1. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

 

Tentunya sebagai pendidik dalam menerapkan disekolah pasti ada kendala kendala yang dihadapi dalam sebuah pengambilan keputusan yang tepat pada kasus dilema etika. Pemahaman lingkungan akan pengambilan keputusan masih terjebak pada sebuah bujukan moral dan paradigma ini yang sampai saat ini ada pada lingkungan saya benar dan salah. Paradigma inilah yang membuat sebuah keputusan yang diambil tidak tepat. Untuk merubah paradigma ini membutuhkan waktu dan sosialisasi yang intens kepada lingkunga dengan pemberian materi peradigma pengamblan keputusan pemimpin pembelajaran. Kendala utamnya adalah komitmen dan mau keluar dari zona nyaman

  1. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

 

Pembelajaran yang memberikan kepada murid untuk memilih mengembangkan potensi mereka sendiri adalah pilihan tepat. Kemampauan murid akan terasah dan berkembang dengan seiringnya mereka melakukan kegiatan yang mereka senangi tanpa da paksaan sama sekali. Sebagai guru tentunya melakukan metode coaching yang tepat kepada murid untuk bisa mengembankan keahlian mereak secara maximal

 

  1. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

 Masa depan murid adalah murid itusendiri yang menentukan. Kita sebgai pendidik bertugas menuntun, menjembatani dan mengarahkan murid bisa berjalan dengan sesuai tracknya sesuai dengan potensi dan minat bakatnya. Maka seorang pendidik diperlukan untuk bisa mengexplorasi kemampuan murid tanpa memberikanya sebuah tekanan atau intervansi. Memerdekaan murid dalam belajar adalah salah satu strategi yang bisa kita gunakan utntuk mengarahkan mereka. Maka pendidik harus bisa memberiak coaching kepada murid untuk bisa mengembangkan dan menumbuhkan rasa percaya diri mereka dalam menghadapi masa depan mereka

 

  1. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

 

Pembelajaran dan pengalaman yang saya peroleh dari mempelajari modul 3.1 terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah seorang pendidik yang merupakan cara untuk berinteraksi langsung dengan siswa sehingga sering diperhadapkan oleh situasi yang mengharuskan dilakukannya pengambilan keputusan. Tentunya pengambilan keputusan yang dilakukan ini bukanlah suatu keputusan gegabah yang tidak mempertimbangkan konsekuensi dan situasi tak terduga lainnya di masa depan. Pengambilan keputusan yang dilakukan merupakan rangkaian proses yang memunculkan kehati-hatian dalam menentukan sikap dan langkah tindakan dari berbagai kemungkinan situasi yang ada.

Butuh waktu lebih panjang untuk  mendalami materi sebelumnya yang telah dipelajari semakin menguatkan keterkaitan antar materi yang ada sebagai dasar konsep pemahaman yang mesti dimiliki oleh seorang pendidik dalam menjalankan peran sebagai pemimpin dalam pembelajaran. Bagaimana seorang pendidik yang baik seharusnya memahami dan memperkuat nilai-nilai kebaikan diri serta peran dan fungsinya sebagai model keteladanan dalam menumbuhkembangkan karakter nilai yang tercermin dalam profil pelajar pancasila serta sebagai fasilitator dalam pembelajaran yang mengedepankan kepentingan siswa.

Pengambilan keputusan merupakan salah satu langkah yang ditempuh oleh seorang pendidik untuk memberi kemerdekaan atau keberpihakan kepada  siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat dan potensi yang dimilikinya tanpa harus merasa terkekang dan terintervensi untuk menjadi pribadi lain. Merdeka belajar bermakna bahwa dalam belajar harus dilakukan dengan membangun kemauan dan semangat, mewujudkan kebebasan untuk menyatakan pikiran, dan bebas dari segala bentuk rasa takut. Kemerdekaan dalam belajar ini akan dirasakan oleh siswa ketika seorang pendidik mampu menciptakan pembelajaran yang memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan belajar siswa. Maka pembelajaran yang hendaknya diterapkan adalah pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan tersebut, baik dari diferensiasi minat, profil dan kesiapan belajar siswa. Selain itu, mengkombinasikan pembelajaran dengan mengintegrasikan keterampilan sosial emosional sebagai upaya untuk menjadikan kondisi berkesadaran penuh dan focus dalam pembelajaran yang dilakukan. 

Coaching juga menjadi salah satu usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam menuntun siswa untuk memaksimalkan segala potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Proses coaching ini dilakukan dengan menjalin dan membangun hubungan kolaborasi dengan menggunakan komunikasi asertif serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif yang menstimulus siswa dalam mengeksplorasi potensi yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Coaching sendiri tidak hanya dilakukan pada siswa, tetapi dapat juga diterapkan untuk membantu rekan guru, atau seluruh warga sekolah untuk menciptakan kondisi yang ideal dan membangun kebiasaan budaya positif sekolah dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Mulai dari DIRI – Visi Sekolah Drs. Kamtar SMK Muhammadiyah 2 Andong A.       Merangkai Mimpi Lewat Kata - Kata 1.     Kami memimpik...